Rabu, 21 September 2016

Materi Khutbah Jum'at Full : Tema Liberal


إن الحمد لله  نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة  و كل ضلالة في النار. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.

قال الله تعالى: وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


            Kaum Muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala …

            Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

( آل عمران : 85 ){وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ}

            “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran: 85)

            Zaman modern yang identik dengan keterbukaan dan kebebasan, memiliki nilai positif, namun tidak sedikit efek negatif yang ditimbulkan. Invasi pemikiran yang disuarakan oleh para pejuang orientalisme dan liberalisme merupakan salah satu efek negatif di era demokrasi ini. Setiap Muslim perlu waspada terhadap paham liberalisme yang didefinisikan sebagai paham materialistik. Yaitu Paham yang mendakwakan kebebasan mutlak dan tak terbatasi oleh sekat apapun, baik dalam dunia politik maupun ekonomi. Selain itu paham ini juga mengajak kelompok lain untuk mengikuti pendapat mereka meskipun bertentangan dengan prinsip-prinsip keyakinan kita. Intinya paham liberalisme mengusung kebebasan berakidah, kebebasan untuk menjadi kafir, kebebasan berperilaku dan kebebasan melakoni berbagai kejahatan dan perbuatan dosa.

            Sesuai dengan asal kata dari paham liberal yang berasal dari kata “Liber”, dalam bahasa latin bermakna kebebasan, maka tidak heran jika paham liberal, menurut mereka bergerak di tengah masyarakat dan berjuang untuk membebaskan manusia dari berbagai macam aturan dan undang-undang moral yang membelenggu. Paham ini memberikan kebebasan tak terbatas kepada setiap individu untuk mengekspresikan eksistensi dirinya selama masih dalam ruang pribadinya dan tidak mengganggu zona nyaman orang lain.

            Sehingga, menurut paham liberal setiap orang berhak menentukan arah dan caranya menjalani  kehidupan pribadinya. Seseorang diberikan ruang untuk menjadi jahat dan bermoral bejat, pezina, pemabuk, selama dia tidak mengganggu kepentingan orang lain.

            Kebebasan individu menurut paham ini merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan tertinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan itu sendiri. Manusia seharusnya dijauhkan dari keterbelengguan berbagai macam aturan moral, kenegaraan dan aturan-aturan keagamaan. Karena sejak terlahir ke dunia ini manusia telah ditakdirkan sebagai pribadi yang bebas dan merdeka. Dia diberikan hak untuk menentukan hidup dan bagaimana cara menjalaninya, hak untuk memilih keyakinan dan perilaku sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya.

            Ajaran liberal tidak lain dan tak bukan hanya sekadar memberikan kebebasan mutlak kepada setiap individu. Kebebasan dan kehendak ibarat dua mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam paham liberal. Kedua prinsip ini diamini oleh semua pengusung paham liberal sekalipun dalam praktik dan hasil kadang ditemukan perbedaan di antara mereka.

            Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala…

            Sangat disayangkan lagi memiriskan hati ketika kita melihat beberapa orang dari kalangan kaum Muslimin yang bangkit mengusung paham liberal setelah diberikan sedikit sentuhan dan racikan dengan menambahkan kata-kata Islam di belakangnya. Mereka tidak sadar bahwa istilah liberal Islami mengandung pelanggaran syariat, sebab Islam tidak boleh dan tidak bisa dinisbahkan kepada selain wahyu dari Al-Qur’an dan sunnah. Islam tidak boleh di gabungkan dengan paham liberal yang murni bersumber dari pikiran dan olah logika para pencetus dan pengusungnya. Islam adalah sebuah ajaran suci dan bersih serta tidak terintervensi oleh pemikiran atau kepentingan siapa pun termasuk oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena beliau hanya bertugas sebagai penyampai risalah. Kalaupun ada ajaran Islam yang bersumber dari ijtihad beliau maka itu tidak keluar dari wahyu dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dapat dijamin bahwa Islam ini hanya bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

}وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى { (النجم: 3-4) 

            “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An Najm: 3-4)

            Berbagai sekte dan aliran pemikiran Islam yang bermunculan saat ini terutama mereka yang mengusung paham liberal Islam, senantiasa mempengaruhi dan berupaya untuk menjauhkan umat dari pengaruh para ulama. Alasannya, perlu ada pemisahan antara pendapat ulama sebagai individu dengan ajaran Islam itu sendiri. Pendapat ulama tidak dapat dijamin kesahihan dan kesesuaiannya dengan ajaran Islam, sehingga tidak menjamin kesesuaian dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara menusia hanya diperintahkan untuk mengikuti apa yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alasan ini jika diteliti dengan seksama seharusnya tidak dapat diterima. Sebab logika yang digunakan seharusnya dapat digunakan dalam pemikiran mereka. Artinya, logika pemikiran yang mereka kemukakan juga tidak dapat dijamin kebenaran dan kesuaiannya dengan ajaran Islam. Sehingga umat Islam diberikan kebebasan untuk tidak menerima, dan hukum kemungkinan pun dapat diterapkan pada pemikiran mereka. Ada kemungkinan pemikiran mereka benar namun besar kemungkinan pemikiran mereka juga salah.

            Banyak upaya kaum liberalis Islam dalam menyesatkan umat Islam. Mereka meneriakkan seruan untuk mereinterpretasi dan merekonstruksi nash-nash baku dalam ajaran Islam terutama nash-nash Al-Qur’an. Mereka menganjurkan untuk tidak lagi berpatokan pada penafsiran ulama-ulama terdahulu, karena hanya dengan seperti itu prinsip kebebasan kaum liberal Islam dapat terwujud, terutama kebebasan berpendapat, berekspresi serta kebebasan memilih keyakinan dan agama.

            Bahaya pemikiran liberal adalah anggapan para pengusungnya bahwa dengan mewujudkan kebebasan individu berarti seseorang telah memiliki tingkat keimanan yang tinggi lagi sempurna. Sungguh sangat menyedihkan telah banyak di kalangan  pemuda yang tertipu dan terpedaya dengan anggapan semacam ini. Mereka yang tidak memiliki latar belakang ilmu syar’i dalam masalah akidah dan syari’ah yang kuat, dengan semangat dan bangganya memproklamirkan diri sebagai seorang liberalis Islam. Tidak hanya sebatas itu mereka juga giat mendakwahkan dan melakukan upaya perekrutan kader, seakan-akan mereka mengatakan, ”Jadilah kalian penganut paham liberal agar kalian menjadi Muslim yang kaffah. Janganlah kalian menjadi orang-orang yang berpegang teguh kepada tali agama umat Muslim terdahulu dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’iun dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka.”

            Bahaya lain adalah akidah liberal dibangun atas dasar kebebasan. Kebebasan dalam berakidah, beribadah, berperilaku, berinteraksi, membangun hubungan dengan pihak lain dan kebebasan-kebebasan lainnya. Akidah ini membuka ruang bagi para pengambil kebijakan dan pembuat aturan perundang-undangan di berbagai negara untuk tidak memproduksi peraturan yang mengekang dan membatasi kebebasan dan ruang gerak individu. Baik aturan yang bersumber dari ajaran agama, adat kebiasaan masyarakat, atau aturan moral dan etika yang berlaku di masyarakat. Selama individu itu tidak mengganggu kebebasan dan hak privasi orang lain, maka tidak ada pelanggaran. Sehingga tidak diperlukan sebuah aturan atau undang-undang yang mengikat.

            Sebagai gambaran dan ilustrasi ekstrimnya, seorang penganut liberal tidak melarang seorang pemuda menikahi saudari perempuannya, atau ibu kandungya, atau anak perempuannya, atau bahkan berzina dengan mereka selama dilakukan atas dasar suka sama suka. Pemerintah sebagai pelayan dan pengayom masyarakat tidak berhak untuk melarang. Bahkan sebaliknya pemerintah harus membuka ruang, memberikan bantuan dan perlindungan hukum bagi mereka yang mau atau telah melakukannya. Menurut mereka, kebebasan bercinta dan melampiaskan kebutuhan seksual termasuk kebebasan memilih pasangan saat bercinta telah menjadi fitrah dasar manusia, sehingga istilah perselingkuhan atau perzinaan menjadi tidak populis bagi mereka. Pelarangan praktik dan bisnis prostitusi tidak relevan dan tidak perlu ada. Masyarakat juga dilarang untuk mencibir dan menganggap hina para wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) alias penjajak diri.

            Mungkin sebagian mereka merasa malu atau takut hukuman moral dari masyarakat, sehingga mereka dengan lantang menentang logika di atas. Akan tetapi seharusnya ia sadar bahwa logika di atas menjadi konsekuensi dari prinsip kebebasan yang tidak terarah. Bukankah pelarangan menikahi saudari perempuan atau ibu atau anak gadis bersumber dari ajaran agama dan hukum adat dan etika dasar dalam masyarakat? Bukankah kehinaan perbuatan zina bersumber dari ajaran agama dan hukum masyarakat? Bukankah cibiran yang tertuju kepada para pezina dipicu oleh keberanian melanggar aturan Allah dan RasulNya serta kultur atau budaya masyarakat yang bersih dan fitrawi?

          Kebebasan mengekspresikan perasaan cinta dan pelampiasan nafsu seksual juga menjadi legalitas terhadap praktik homoseksual dan lesbi yang diperjuangkan oleh kaum liberal. Tidak heran jika banyak akademisi yang berkoar-koar menyerukan pembelaan terhadap kaum homo dan umat lesbi. Akan tetapi mereka melarang anak pria dan anak perempuan mereka ikut terlibat dalam praktik homo dan lesbi. Mereka mengatakan saya melarang anak saya ikut melakoni perilaku homo atau lesbi sebagai bentuk pertanggungjawaban saya sebagai seorang ibu atau bapak. Namun saya membolehkan prilaku tersebut bagi orang lain sebagai konsekuensi, sekaligus bukti keberpihakan saya terhadap hak kebebasan individu yang tak terbatas. Atau dengan kata lain ia mengatakan, “saya tidak boleh melakukan perzinaan atau selingkuh selama saya berada di dalam rumah untuk menghindari kemarahan dan reaksi emosi suami atau istri dan anak-anak saya. Namun saya bebas melakukannya saat saya telah berada di luar rumah karena itulah prinsip dan keyakinan hidup saya.” Sungguh sebuah cara berpikir atau logika yang tidak logis dan tidak sehat.

            Bagi kaum liberal tidak masalah seseorang berpindah-pindah agama. Boleh saja di pagi hari ia Muslim, di siang hari ia menganut agama Kristen, di sore hari ia beralih ke agama yahudi, di malam hari menjadi penganut agama hindu atau budha, di malam hari menjadi atheis pun tidak masalah baginya. Menggabungkan tiga bentuk ritual dari ketiga agama yang berbeda dalam satu waktu juga tidak perlu dipermasalahkan. Bagi mereka tidak penting seseorang disebut Muslim atau nashrani atau yahudi atau sebutan-sebutan religius lainnya.

            Inilah beberapa bentuk bahaya yang terkandung dalam pemikiran liberal. Hendaknya setiap masyarakat dan pemerintah waspada terhadap pemikiran semacam ini. Mereka tidak pantas diberikan ruang gerak, sehingga mereka leluasa menghembuskan propaganda pemikiran sesat. Sebaliknya mereka harus diperangi jika mereka tidak bisa diubah dengan jalan dakwah dan damai. Semoga AllahSubhanahu wa Ta’ala mwnjaga umat ini dari keburukan dan kejahatan virus pemikiran liberal yang telah masuk sampai ke pelosok desa di semua negara.

أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم


Khutbah Kedua

الحمد  لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.


            Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala…          

            Pemikiran liberal memberikan kebebasan tak terbatas bagi manusia terutama dalam makanan, minuman, pakaian, dan pola interkasi mereka. Mereka tidak membedakan antara minuman jus yang terbuat dari buah-buahan yang segar dengan minuman anggur yang memabukkan atau yang semisalnya, selama tidak menggaggu ketentraman orang lain. Mereka juga menganggap tidak ada perbedaan antara wanita yang berpakaian rapi dengan wanita yang hanya mengenakan bikini di depan para pria, bahkan kadang “telanjang “pun bagi mereka jauh lebih baik. Demikian pula dengan makanan antara makanan halal dengan makanan haram tidak ada perbedaan. Kebebasan adalah hak dasar manusia yang tidak boleh dibatasi aturan apapun atau oleh siapapun.

            Sejalan dengan pemikiran liberal, paham sekularisme juga telah merambah sampai ke desa-desa. Paham ini berupaya untuk memisahkan antara persoalan keagamaan dengan persoalan-persoalan kenegaraan, Di samping itu paham ini juga berusaha untuk mentarbiyah manusia agar menjadi hamba dunia. Segala potensi dan kemampuan disalurkan untuk mendapatkan kesenagan duniawi semata, sementara kehidupan akhirat tak pernah terlintas di benak dan fikiran mereka, bahkan kalau bisa dihilangkan dari memori mereka.

            Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecam dan mengancam para penganut paham sekularisme dalam firman-Nya,

 }    أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ{ (البقرة: 85) 

            “Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (Al-Baqarah: 85)

            di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ* أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ } ( هود : 15-16 ) 

            “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Huud: 15-16)

            Ada dua aliran utama dalam paham sekularisme dan keduanya sama bahaya dan kejahatannya. Kedua aliran tersebut adalah:

            Pertama, sekularisme yang beraliran atheisme. Yaitu sekularisme yang mengingkari eksistensi agama secara total, mengingkari keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pencipta, pemberi rezeki dan pengatur kehidupan. Mereka bahkan memerangi orang-orang yang mengimani wujudnya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Paham sesat ini tidak mendapatkan respon dari manusia secara umum, sebab nilai-nilai kekafiran yang terkandung oleh paham ini sangat jelas dan gamblang.

            Kedua, sekularisme non atheism. Yaitu aliran sekularisme yang tidak mengingkari adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pencipta bahkan sebaliknya mereka mengimani akan adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya saja, mereka menolak jika hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dijadikan sebagai aturan dalam menjalani kehidupan dunia. Mereka berupaya agar ada pemisahan antara agama dengan urusan dunia. Paham ini lebih berbahaya dibandingkan dengan aliran pertama.

            Kedua aliran tersebut merupakan bentuk kekafiran yang nyata dan semua yang rela menerima paham ini atau bahkan menyebarkannya kepada orang lain berarti telah keluar dari Islam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Baqarah: ayat 85 di atas.

فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.

اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو  علمته أحدا من خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.

اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين

اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر

اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك

اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة

اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا

ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار

عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون.
Load disqus comments

0 komentar