Senin, 19 September 2016

MEMAKNAI HIJRAH DALAM ISLAM

Sejarah awal tahun Hijriah adalah berawal dari seorang tokoh yaitu Abu Musa Al-Asyari. Beliau adalah seorang Gubernur dimasa Khalifah Umar Bin Khattab ra, beliau diutus khalifah Umar untuk membuat kalender Hijriah, tapi hanya tertera tanggal dan bulan sehingga membingungkan. Kemudian Amirul Mukminin mengumpulkan beberapa para sahabat diantarannya adalah Ustman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, Abdurrahman bia Auf ra, Sa’ad bin Abi Waqas ra, Zubair bin Awwam ra, dan Thalhah bin Ubaidillah ra, untuk memusyawarahkan tentang penanggalan islam, ada yang mengusulkan kalender islam ditetapkan berdasarkan kelahiran Rasulullah SAW, ada juga berdasarkan Pengangkatan Nabi Muhammad Saw menjadi Rasul atau wafatnya  Rasulullah SAW.
Kemudian telah disepakati bersama berdasarkan usulan Ali bin Abi Thalib ra bahwa penetapan pertama kalender islam adalah berdasarkan Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah.
Bulan Muharram dapat diartikan juga sebagai tahun baru  Hijriah  bagi kaum Muslimin, dimana pada tahun ini kita sebagai umat Muslim harus lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya dengan pengertian lain bahwa tahun Hijriah adalah bulan peningkatan kualitas ibadah serta bulan pensucian diri, tetapi menurut worldview orang Jawa yang masih percaya dengan kesakralan bulan ini mereka menyebut sebagai bulan syuro yang penuh dengan keajaiban-keajaiban yang diyakini turun pada malam ini dengan prinsip mereka yaitu “Manunggaling Kawulo Gusti”.
Kepercayaan-kepercayaan mereka tidak dapat terkikis dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat maju karena kepercayaan ini sudah mendarah daging dalam diri mereka, semoga kita termasuk orang-orang terhindar dari hal ini amin ya robbal alamin.
Maka dari itu kita harus benar-benar megetahui hakikat siapa sebenarnya kita apakah Muslim benar-benar sebagai jati diri kita ataukah hanya sekedar sebagai identitas saja, mari kita memaknai hakikat Hijrah dalam islam berdasarkan hadist berikut ini :
صح في الصحيحين ان النبي صلي الله عليه وسلم قال :" المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجرمن هجر ما نهى الله عنه."
Berdasarkan hadits diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang dikatakan Muslim sejati adalah
•    Orang yang kata-katanya didengar enak
•    Orang yang perkataannya bermanfaat
•    Orang yang perkataannya menyelamatkan
•    Orang yang perkataannya tidak menyakitkan
•    Orang yang perbuatannya tidak membahayakan
•    Orang yang perbuatannya bermanfaat bagi orang lain
Jadi orang  yang  benar-benar muslim harus tercipta dalam hatinya iman, islam dan ihsan yang saling berelasi dengan kuat dan harus bersih dari hal-hal yang merusak iman, islam dan ihsan.
Pada hakikatnya berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan larangan-larangan dari Allah SWT, esensi Hijrah bukanlah sekedar eksodus umat islam Makkah menuju Madinah melainkan untuk upaya penyelamatan ideologi bersama  dari serangan kaum kafir makkah.
Semoga ditahun baru Hijriah ini semangat berjuang kita untuk beribadah kepada Allah SWT semakin meningkat dan semoga di tahun ini kita lebih baik di banding dengan tahun Hijriah yang lalu amin ya robbal alamin....
Load disqus comments

0 komentar